Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Kemarin ribuan tahun yang lalu ia menangis
Nyaring suaranya menggema di sudut-sudut Sumeria Yerussalem
Dihempas-hempas rasa jengkel marah benci emosi
Di bangkangan risalah Nabi-Nabi
Generasi kera babi
Kemarin ribuan tahun yang lalu ia menangis
Nyaring suaranya menggema di sudut-sudut Sumeria Yerussalem
Dihempas-hempas rasa jengkel marah benci emosi
Di bangkangan risalah Nabi-Nabi
Generasi kera babi
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Seribu lima ratus tahun yang lalu ia telah merdeka
Senyum sempat tersungging di bibirnya
Sajadah-sajadah cinta terhampar elok di atasnya
Sujud-sujud ‘abdi begitu khusu’nya
Dia bahagia
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Berpuluh-puluh tahun yang lalu mereka kembali beraksi
Merobek sajadah-sajadah suci
Menikam nurani bersih
Menghancur bahagia ‘abdi
Menangis ia kembali menangis
Jangan biarkanPalestina menangis lagi
Menangis ia kembali menangis
Menangis keras terdengar jelas
Menggema di lorong-lorong negeri
Dipantulkan bumi tembus ke langit tinggi
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Dan hari ini ia kembali menangis
Suaranya nyaring menggema mengarap empati muslim sejati
Anak-anak Kholid bin Walid
Putra-putra Umar bin Khottob
Tentara-tentara Al- Ayyubi
Di seluruh penjuru negeri
Untuk kebebasan tanah suci
Negeri yang diberkahi
Kiblat Muslim pertama kali
Akan terus terpatri
Hidup di dalam hati
Hingga jasad berhenti
mati
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
"Abu Hijaz" Merindu Bidadari, Penjara suci STIBA Makassar. (27.06.09)
(Terpilih Sebagai Puisi Terbaik I pada acara "Sehari di Palestina", KOMAT Palestina)
Seribu lima ratus tahun yang lalu ia telah merdeka
Senyum sempat tersungging di bibirnya
Sajadah-sajadah cinta terhampar elok di atasnya
Sujud-sujud ‘abdi begitu khusu’nya
Dia bahagia
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Berpuluh-puluh tahun yang lalu mereka kembali beraksi
Merobek sajadah-sajadah suci
Menikam nurani bersih
Menghancur bahagia ‘abdi
Menangis ia kembali menangis
Jangan biarkanPalestina menangis lagi
Menangis ia kembali menangis
Menangis keras terdengar jelas
Menggema di lorong-lorong negeri
Dipantulkan bumi tembus ke langit tinggi
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
Dan hari ini ia kembali menangis
Suaranya nyaring menggema mengarap empati muslim sejati
Anak-anak Kholid bin Walid
Putra-putra Umar bin Khottob
Tentara-tentara Al- Ayyubi
Di seluruh penjuru negeri
Untuk kebebasan tanah suci
Negeri yang diberkahi
Kiblat Muslim pertama kali
Akan terus terpatri
Hidup di dalam hati
Hingga jasad berhenti
mati
Jangan biarkan Palestina menangis lagi
"Abu Hijaz" Merindu Bidadari, Penjara suci STIBA Makassar. (27.06.09)
(Terpilih Sebagai Puisi Terbaik I pada acara "Sehari di Palestina", KOMAT Palestina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar